Sunday, December 11, 2011

Renungan : Ekspedisi kematian ( Pendahuluan )

Ringkasan dari buku yang di tulis oleh SYAIKH ALI ABDURRAHMAN, Imam Masjid nabawi, Madinah, yang berjudul ' EKSPEDISI ALAM AKHIRAT ' melintasi kematian Hingga ke Surga dan Neraka

*****
PENDAHULUAN

Alam kubur adalah tempat persinggahan pertama dalam rangkaian perjalanan menuju akhirat. Terminalnya adalah surga dan neraka, tempat hamba-hamba menetap ( selamanya ) di alam akhirat. Tidak ada alam lain setelah kehidupan dunia, kecuali surga dan neraka.

Allah SWT menyebut alam akhirat sebagai yaum al qiyamah atau ‘”hari kiamat”, yaum hisab atau “ hari perhitungan “, dan yaum al mi’ad atau “hari perjanjian “.

Dunia adalah tempat bertanam untuk akhirat. Disini kita menanam, disana kita akan menuai. Amal-amal kebajikan yang diperbuat manusia dialam dunia adalah ibarat bahan-bahan baku yang akan kita gunakan untuk membangun rumah disana, di alam akhirat.
Jika amal-amal kebajikan itu sampai ( terkirim), rumah akan berdiri; tapi jika tidak, hilanglah harapan.

Maka begitu menghadap Allah SWT, setelah melintasi kematian, kita akan mendapati disana apa yang dahulu kita kerjakan.

“Siapa mengerjakan kebaikan ( meskipun hanya ) sebiji atom, ia akan melihat ( balasan)nya, dan siapa mengerjakan kejahatan ( meskipun hanya ) sebiji atom , ia pun akan melihat ( balasannya ).”
( Az –Zalzalah (99): 78 )

Jika demikian, mengapa kita tidak keluar meninggalkan dunia-dunia kita – meskipun dengan imajinasi rohani-beberapa saat untuk pergi kesana; kegudang tempat menyimpan amal-amal kita. Walhasil, kita tidak tahu, apa isinya!?

Bagaimana jika kita pergi kesana; kegudang tempat penyimpanan amal, dengan energi rohani dan daya akal kita, sebelum kita benar-benar berangkat kesana dengan raga dan jasmani kita; selagi umur masih tersisa, selagi hayat masih dikandung badan; selagi masih ada waktu dan kesempatan bagi siapapun yang ingin memulai langkah baru, memperbarui hubungan dengan Allah melalui amal-amal baru !?

Mengapa kita tidak pergi kealam akhirat untuk mempelajari perihal tragedi-tragedi dan kengerian-kengerian disana; soal interogasi dan hitungan , sejak melintasi detik-detik kematian hingga ke tempat keabadian saat dimana para ahli surga menikmati pahala di surga, dan ahli neraka merasakan adzab di neraka ; sampai Allah menyambut para hambaNya yang sejahtera disurga kedamaian ( dengan kalimat ) : “ Wahai hamba-Ku! Wahai tamu-Ku! wahai sandingan-Ku! Wahai sekalian makhluk-Ku ! Sungguh, Aku telah meridhai kalian. Maka apakah kalian ridha kepada-Ku ?”
Para ahli surga serentak menjawab,” Duhai Tuhan kami ! Bagaimana kami tidak ridha kepadaMU sedang Engkau telah mengaruniai kami segala yang tidak pernah Engkau berikan kepada siapapun dari makhluk-Mu !”

Allah berfirman,” mintalah kepada-Ku, menumpulah kepada-Ku !”
Merekapun berkata, “ Duhai Tuhan , apa lagi yang kami inginkan ?! Kami telah merasakan apa yang tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga, pun tak pernah terbetik dihati manusia!?”
“ Kalian harus minta kepada-Ku !” tegas Allah kepada para ahli surga.
Para ahli surga mendatangi ulama mereka , yang saat di dunia menjadi tempat bertanya tentang halal dan haram. Mereka mengadu, “ wahai para ulama, Allah menyuruh kita untuk meminta kepadaNya. Sedangkan kita tidak tahu harus minta apa, karena kita sudah mendapat segalanya ?!”
Ulama mereka mengarahkan, jika Allah kembali menyuruh untuk meminta kepadaNya, hendaklah mereka mengatakan, “ Wahai Tuhan, kami mohon agar Engkau meridhai kami, dan jangan murkai kami selamanya.”
Allah kembali bertanya, dan mereka menjawab ( seperti arahan ulama mereka ).

Allah menegaskan, “ Apakah tanpa ridha-Ku, kalian bisa masuk surga-Ku ? Adalah kewajiban-Ku untuk ridha dan tidak murka pada kalian , selamanya, dan adalah hak kalian untuk tidak berpakaian lusuh, tetap muda, dan merasakan kenikmatan tanpa batas.”
( Demikianlah…) sampai Tuhan Yang Mahamulia dan Maha-agung memanggil para ahli surga, saat mereka sedang bersuka ria menikmati surga ….sampai iblis ( terlaknat ) menyampaikan alibi jahatnya, seperti terekam dalam Al- Qur’an, Allah SWT berfirman:
“ dan setan berkata tatkala urusan ( hisab atau perhitungan ) telah selesai, ‘ Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepada kalian, tapi aku menyalahinya. Sama sekali tidak ada kekuasaan bagiku atas kalian, melainkan ( sekadar ) mengajak kalian, lalu kalian menyambut ajakanku. Maka jangan cerca aku, tapi cercalah diri kalian sendiri. Sama sekali aku tidak bisa menjadi penolong kalian, dan kalian pun tidak bisa menjadi penolong ku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatan kalian mempersekutukanku (dengan Allah ) sejak dahulu. ‘ Sesungguhnya orang-orang zhalim, bagi mereka adzab yang pedih.” ( Ibrahim (14) :22)

“ Tatkala neraka melihat mereka dari tempat yang jauh, terdengar oleh mereka ( gemuruh ) kegeraman dan penuh gulapan.” ( Al Furqan (25):12 )

Neraka laksana musuh amat mengerikan sedang menanti kedatangan para pelaku maksiat dan dosa ( Untuk menyiksa mereka ), sampai tulang-tulang mereka remuk redam. Dan kulit-kulitnya mengelupas.
“ Setiap kali kulit-kulit mereka hangus, Kami gantikan kulit lain, supaya mereka merasakan adzab.” ( An –Nisa(4) :56 )

Lalu mereka diberi minuman air panas mendidih, disuguhi makanan (berupa) zaqqum-yakni jenis pohon di neraka yang buahnya khusus menjadi makanan mematikan sebagai siksaan bagi penghuni neraka-dan ghislin (darah dan nanah ).
Sampai tiba para penduduk surga menikmati segala puncak kenikmatan dan kebahagiaan surga, Allah menyeru mereka, “ makan dan minumlah dengan penuh kenikmatan sesuai apa yang telah kalian kerjakan pada hari-hari berlalu.” ( Al Haggah ( 69) :24 )

Sebelum saat semua itu tiba, disana ada tahapan-tahapan ( yang harus dilalui) . Sebelum mencapai surga dan neraka, disana ada perhitungan ( hisab ), ada titian (shirath ) , serta ada penimbangan amal ( mizan ), dan sebelum tiga tahapan tersebut, ada hari kebangkitan ( bat’s ) . Semua tahapan didahului oleh kematian dan alam kubur ( barzah ).

“ Dimanapun kamu berada, kematian pasti akan mendapatimu; sekalipun kamu berada dibenteng-benteng tinggi nan kokoh .” ( An Nisa (4) :78 )

Mulai saat kematian, saat perpisahan, saat kepergian dan kepindahan yang tak akan pernah kembali kecuali sampai hari kebangkitan; sampai saat setiap manusia menempati tempat yang Allah SWT telah siapkan untuknya dialam akhirat. Semoga Allah SWT menganugerahkan maunah dan taufik-Nya bagi kita.

Bersambung…

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.